• Pilih IP Configuration kemudian isi setiap IP ADDRESS dan DEFAULT GATEWAY

3. Konfigurasi Router 

a. Konfigurasi Router 0 Jaringan 1       

Buka Router 0 lalu pilih config kemudian klik FastEthernet 0/0 untuk mengkonfigurasikan antara router 0 dan router 1. Kemudian berikan ip address dan subnetmask yaitu :

  • Ip Address = 192.168.17.1
  • Subnet Mask = 255.255.255.0
  • Kemudian centang port status menjadi ON

b. Konfigurasi Router 0 Jaringan 2    

Buka Router 0 lalu pilih config kemudian klik FastEthernet 1/0 untuk mengkonfigurasikan antara router 0 dan router 1. Kemudian berikan ip address dan subnetmask yaitu :

  • Ip Address = 192.168.10.1
  • Subnet Mask = 255.255.255.0
  • Kemudian centang port status menjadi ON

C. Konfigurasi Router 1 Jaringan 1    

Buka Router 1 lalu pilih config kemudian klik FastEthernet 0/0 untuk mengkonfigurasikan antara router 1 dan router 0. Kemudian berikan ip address dan subnetmask yaitu :

  • Ip Address = 192.168.1.1
  • Subnet Mask = 255.255.255.0
  • Kemudian centang port status menjadi ON

d. Konfigurasi Router 1 Jaringan 2    

Buka Router 1 lalu pilih config kemudian klik FastEthernet 1/0 untuk mengkonfigurasikan antara router 1 dan router 0. Kemudian berikan ip address dan subnetmask yaitu :

  • Ip Address = 192.168.10.2
  • Subnet Mask = 255.255.255.0
  • Kemudian centang port status menjadi ON
4. Langkah selanjutnya adalah proses konfigurasi routing pada masing-masing router

Pada routing static yang perlu kita cermati adalah konsep Network, Subnetmask, Next hop. Network kita isikan IP network pada jaringan yang kita tuju, subnetmask saya menggunakan subnet kelas C, next hop adalah IP gerbang yang sudah disetting pada port FastEthernet 1/0. Kemudian klik "Add" untuk menambahkan network address pada routing static.

5. Test Koneksi

Untuk memastikan jaringan satu dan jaringan dua benar-benar terhubung maka dilakukan pengetesan konektivitas (Ping) antar jaringan. 

D. Kesimpulan
Static Routing adalah routing yang dilakukan secara manual. Setiap jaringan yang akan dirouting harus dikonfigurasi satu persatu oleh administrator jaringan.
Kelebihan routing static adalah lebih aman daripada routing dinamic, lebih kebal dari berbagai macam hacker, tidak memutuhkan sumber daya yang besar, dan tidak menggunakan bandwidth dalam pertukaran data.
Kekurangan routing static adalah hanya digunakan dalam skala kecil, penggunaannya lebih rumit karena proses pengerjaannya secara manual, dan apabila terjadi perubahan dalam suatu jaringan, maka administrator harus melakukan routing ulang sehingga sesuai dengan jaringan yang baru.